Analisis Wacana Iddah Bagi Laki-Laki Ditinjau Dari Perspektif Feminis Muslim dan Perspektif Fiqih

Authors

  • Fadlulloh Ilyas Institut Agama Islam Negeri Kediri
  • Moh. Shofiyul Huda Institut Agama Islam Negeri Kediri
  • Fatimatuz Zahro’ Institut Agama Islam Negeri Kediri

DOI:

https://doi.org/10.30762/mahakim.v8i2.317

Keywords:

Iddah, Fiqh, Feminisme Islam.

Abstract

Abstrac 

This is a research of normative legal research type using a conceptual approach. The purpose of this study is to explore the discourse of iddah for men from the perspective of Islamic feminism and to reconstruct the view of classical fiqh, as well as to measure the possibility of implementing this iddah in contemporary society. The findings of this study can be concluded that the application of iddah for men is in line with the basic principles of the Qur’an, namely justice and benefit, and strengthens the view that Islam is a universal religion and a mercy for all creation, including women. However, from the perspective of fiqh, there are two different views. First, the view that iddah for men is not part of Islamic law, because it is considered a legal provision that must be carried out without question or debate. Second, the view that iddah for men is part of Islamic law. In this view, men are given the responsibility to fulfill a number of obligations during the woman’s iddah period, such as providing for her, living together, and calculating iddah, provided that they do not harm their wives. Based on the principle ما لا يتم الواجب الا به فهو الواجب, iddah for men is considered an obligation. This research is an effort to discuss and detail various views related to this issue, promote a deeper understanding of Islamic feminism, and consider the practical impact of fiqh views on iddah for men in contemporary society.

 

Keywords: Iddah, Fiqh, Feminisme Islam. 

Abstrak 

Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan konseptual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendalami wacana iddah bagi laki-laki dari perspektif feminisme Islam dan merekonstruksi pandangan fiqih klasik, serta mengukur kemungkinan penerapan iddah ini dalam masyarakat kontemporer. Hasil temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan iddah bagi laki-laki sejalan dengan prinsip-prinsip dasar al-Qur'an, yaitu keadilan dan kemaslahatan, serta memperkuat pandangan bahwa Islam adalah agama universal dan rahmat bagi seluruh alam, termasuk perempuan. Namun, dalam perspektif fiqih, terdapat dua pandangan yang berbeda. Pertama, pandangan yang menyatakan bahwa iddah bagi laki-laki bukan merupakan syariat Islam, karena dianggap sebagai ketentuan hukum yang harus dilaksanakan tanpa pertanyaan atau perdebatan. Kedua, pandangan yang memandang iddah bagi laki-laki sebagai bagian dari syariat Islam. Dalam pandangan ini, laki-laki diberi tanggung jawab untuk memenuhi sejumlah khitab selama masa iddah perempuan, seperti menafkahi, tinggal bersama, dan menghitung iddah, dengan syarat tidak membahayakan istrinya. Dengan berpegang pada prinsip ما لا يتم الواجب الا به فهو الواجب, maka iddah bagi laki-laki dianggap sebagai kewajiban. Penelitian ini merupakan upaya untuk mendiskusikan dan merinci pandangan beragam terkait isu ini, mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang feminisme Islam, dan mempertimbangkan dampak praktis dari pandangan fiqih terhadap iddah bagi laki-laki dalam masyarakat kontemporer.

 

Kata Kunci: Iddah, Fiqih, Feminisme Islam

References

A. Khudhori Soleh, Pemikiran Islam Kontemporer, Yogyakarta : Jendela, 2003.

Abu Bakar al-Dimyati, ‘I’anah al-Thalibin, Beirut Lebanon: Dar al-Fikr IV: 45.

Abdul Moqsith Ghozali, ‘Iddah dan Ihdad: Pertimbangan Legal-Formal dan Etik-Moral dalam Tubuh, Seksualitas dan Kedaulatan Perempuan, Jakarta Selatan : Rahima, 2002.

Abdul Wahhab Khallaf, 216. dan Muhammad Abu Zahrah, Uṣūl Al-Fiqh Beirut: Dār al-Fikr al-Arabi, 2007.

Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Uṣul Al-Fiqh, Kairo: Dār al-Qalam, 2008.

Ahmad Baidowi, Tafsir Feminis, Bandung : Nuansa, 2005.

Al-Syarbini, Mughni Al-Muhtāj, Kairo: Dār al-Kurub al-Misriyah, 2001.

Amina Wadud Muhsin, Qur’an Menurut Tafsir Perempuan, Jakarta : Serambi, 2006.

Bahtiar, Metode Penelitian Hukum, Tangerang : Unpam Press, 2018.

Etin Anwar, Feminisme Islam : Genealogi,Tantangan dan Prospek di Indonesia, Bandung : PT.Mizan Pustaka 2021.

Faqihuddin Abdul Qodir, Qiraah Mubadalah, Yogyakarta : IRCiSoD,2019.

Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta: Departemen Agama,1999

Hastanti Widy Nugroho, Diskriminasi Gender (Potret Perempuan dalam Hegemoni Laki-laki) Suatu Tinjauan Filsafat Moral, Yogyakarta: Hanggar Kreator, 2004.

Henderi Kusmidi, ‘Reaktualisasi Konsep Iddah Dalam Pernikahan’, Jurnal Ilmih Mizani: Wacana Hukum, Ekonomi Dan Keagamaan, Vol 4.No 1 2017.

Hendi Suhendi dan Ramdani Wahyu, Pengantar Studi Sosiologi Keluarga Bandung: Pustaka Setia, 2001

Husein Muhammad, Fiqh Perempuan, Yogyakarta : IRCiSoD,2021.

Imam Al-Syātibī, Al-Muwāfaqāt Fī Uṣūl Al-Ahkām Beirut: Dār al-Fikr, 2007.

Jalāluddin Abd al-Rahmān bin Abi Bakar al-Suyūṭi, Lubāb Al-Nuqūl Fī Asbāb Al-Nuzūl, Riyadh: Maktabah Al-Riyadh Al-Hadisah, 2012.

Jamal.al-Banna, “Nahwa.Fiqih.Jadid 3”, diterjemahkan Hasibullah.dan Zuhairi.Misrawi, Manifesto.Fiqih.Baru.3, Jakarta : Eirlangga, 2008.

Jo Freeman, “The Woman of Liberation Movement : its Origin, Organization, Activities, and Ideas” dalam Jo Freeman dkk., Women: A Feminist Prespektive, Palo Alto: Mayfield Publishing Company, 1979.

Judith Hole dan Ellen Levine, “First Feminist” dalam Jo Freeman dkk., Women: A Feminist Prespektive, Palo Alto : Mayfield Publishing Company, 1979.

Mansour Fakih, “Posisi Kaum Perempuan dalam Islam : Tinjauan dari Analisis Gender”, dalam Mansour Fakih dkk., Membincang Feminisme Surabaya : Risalah Gusti, 2020.

Mansour Fakih, Menggeser Konsepsi Gender dan Transformasi sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1996.

Muhammad Bagir al-Habsyi, Fiqh Praktis Menurut Al-Qur’an Assunnah, dan Pendapat Para Ulama, Bandung: Mizan, 2002.

Muhammad Isna Wahyudi, Fiqh ‘Iddah Klasik dan Kontemporer, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2009.

Muhammad Ali Sayis, Tafsīr Al-Āyāt Al-Ahkām Beirut: Dār al-Fikr, 2010.

Nina Armando,dkk., Ensiklopedi Islam, Jakarta : Ictiar Baru van Hoeve,2005.

Noer Yaddien, Kaidah Ushuliyah Buku Paket kelas XII,https://www.slideshare.net/NoerYaddien1/bab-5fikih-kaidah-ushuliyah-kelas-12,(Diakses pada tanggal 5 Juli 2023).

Safī Hasan Abū Ṭālib, Taṭbīq Al-Syarī’ah Al Islāmiyah Fī Al-Bilād Al-‘Arabiyah Kairo: Dār al Nahḍah al-Arabiyah, 1990.

Sheyla Nichlatus Sovia et al., Ragam Metode Penelitian Hukum, Kediri: Lembaga Studi Hukum Pidana, Excellent 12: Solidaritas untuk Penelitian Hukum, dan Pusat Studi Hukum dan Hak Asasi Manusia Fakultas Syariah IAIN Kediri, 2022.

Siti Muslikhati, Feminisme dan Pemberdayaan dalam Timbangan Islam, Jakarta : Gema Insani Press, 2004.

Syamsul Arifin Abu, Membangun Rumah Tangga Sakinah, Pasuruan: Pustaka Sidogiri , 2008.

Downloads

Published

2024-07-01

How to Cite

Ilyas, F., Huda, M. S., & Zahro’, F. (2024). Analisis Wacana Iddah Bagi Laki-Laki Ditinjau Dari Perspektif Feminis Muslim dan Perspektif Fiqih. Mahakim: Journal of Islamic Family Law, 8(2), 126–147. https://doi.org/10.30762/mahakim.v8i2.317

Issue

Section

Articles

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.